Selasa, 03 Januari 2012 | 16:45 WIB
Bagaimana kiatnya? Pemerintah Meksiko ternyata memiliki ide cerdas. Negeri Sombrero itu tak hanya dikenal sebagai sarang para gembong narkoba atau perdagangan obat bius serta pusat perdagangan manusia ke Amerika Serikat, melainkan memiliki pusat-pusat wisata ciamik.
Bisa jadi Presiden Meksiko Felipe de Jesús Calderón Hinojosa, atau terkenal dengan nama Felipe Calderon, senyum-senyum kecil ketika mendengar ramalan rakyatnya. Sebab ramalan yang membuat jutaan orang di dunia panik itu justru dibalik menjadi paket wisata apik oleh Felipe Calderon.
Pro-kontra soal ramalan kiamat yang terus dikobarkan oleh media massa membuat peradaban suku Maya semakin dibicarakan banyak orang. Mulai dari cerdik pandai di perguruan tinggi, para peneliti, sosiolog, antropolog, atau biro perjalanan yang memanfaatkan isu ini.
Di kawasan ini, suku Maya banyak meninggalkan situs sejarah kuno bagi peradaban manusia, khususnya di Amerika Latin. Di daerah ini terdapat banyak kuil persembahyangan suku Maya serta benteng-benteng perlawanan terhadap serangan musuh.
Sejak dataran Meksiko ditemukan oleh pasukan Spanyol, Tulum menjadi saksi sejarah sebagai basis perlawanan suku Maya pada abad 19. Lambat laun, setelah ditaklukan oleh koloni Spanyol dan pemerintah Meksiko pada 1935, keberadaan suku Maya di Tulum luluh. Namun demikian, Tulum tetap menjadi tempat wisata mempesona terutama bagi wisatawan yang tertarik dengan arsitektur, sebab kawasan Rivieera Maya di Tulum menyajikan pemandangan arsitektur alam yang tak ada duanya di dunia.
CHOIRUL AMINUDDIN
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/03/204375142/Pintarnya-Meksiko-Menjual-Wisata-Kiamat
0 komentar:
Posting Komentar